Senin, 24 Oktober 2011

FF .. Love Story (Part. I)


Tittle : Love Story
Cast  :
- Kim Hyuncha
- Cho Kyuhyun
- Lee Jieun
- Rifuya Khun
- Mario Maurer
- Miley Hutcherson
- Jang Wooyoung
- Kim Ki Bum
Genre : Romantic


Part 1. First Time We Meet

Pagi datang, aku bergegas bangun dari tempat tidurku yang nyaman. Namaku Kim hyuncha. Aku tinggal di Korea Selatan, tapi siapa menyangka aku blasteran Indonesia Korea. Ibuku Indonesia dan Ayahku Korea.
Waktu menunjukan pukul 6.00 pagi. Mobil sudah menunggu di luar rumah ku, pak supir sudah siap untuk mengantarku ke sekolah. Aku anak terakhir dari 3 bersaudara. Aku mempunyai 1 kakak perempuan dan 1 kakak laki-laki. Kakak laki-lakiku, ia bernama Cho Kyuhyun. Bisa dibilang ia yang paling mandiri di antara kami, mungkin karena ia memag kakak tertua diantara kami semua. Kakak ku yang kedua ialah kakak perempuan ku, lee jieun namanya. Ia sangat baik kepadaku, setiap pagi kami berangkat kesekolah bersama diantar pak supir karena kami satu sekolah.
Aku dan kakak ku sudah sampai di depan gerbang sekolah, kami bersekolah di Kkum senior high school, seoul. Ini sekolah internasional, karena ummaku bekerja sebagai diplomat Indonesia untuk Korea Selatan. Aku dan kakak ku bergegas menuju kelas masing-masing. Sesampainya di kelas aku menaruh tas ku di atas meja. Aku mempunyai teman baik bernama Rifuya khun, Mario maurer dan Miley hutcherson.
Bisa dibilang, persahabatan kami adalah persahabatan lintas dunia, karena kami mepunyai latar belakang kewarganegaraan yang berbeda. Rifuya, biasa di panggil Rifu, ia berasal dari Jepang yang tinggal Korea karena ayahnya bekerja di cabang perusahaan yang ada di Korea, Ia mempunyai 1 adik perempuan *huaa~ jeongmal kyeopta >,<*. Sedangkan Mario Maurer, ia adalah seorang Jerman blasteran Thailand yang ingin mencoba suasana baru, sehingga keluarga mereka pindah ke Korea Selatan *kkkkk~ peace._.V we are friend all right ? hhe*. Naahhh~ ini dia, teman kami yang berasal dari New York blasteran Inggris, Milley Hutherson namanya. Ayahnya bekerja sebagai diplomat *sama seperti umma ku >,<*, hanya saja ayahnya bekerja sebagai diplomat Amerika untuk Korea.
Bel keluar sekolah berbunyi,
“Hyuncha, come on. We watch a basket ball match in school field now” perintah miley.
“ne~ aku pergi ke toilet dulu ya ?”
“palli~ Rifu and Mario already wait us” jawabnya lagi
            Setelah aku selesai pergi ke toilet, kami pergi ke lapangan untuk menonton pertandinga basket.
“Kalian dari mana saja sih ?” tanya rifu kepada kami
“Lama sekali, pertandingan sudah dimulai sejak tadi” tambah mario
“Mianhae~ sebelum kami kesini aku pergi ke toilet dahulu, kkk~” jawabku
Pertandingan belum selesai, bisa dibilang sekarang sedang break pertandingan.
“Hyuncha~” panggil jieun eonni
“Sini deeeeh~” tambahnya
“Waeyo eon ?” jawabku
“Ini kenalin, my chingu, Jang Wooyoung namanya”
“aaahhh~ your chingu or your namja chingu ? be honest with me” ledekku ke eonni ku
“ok. This is my namja chingu” jawabnya malu-malu. Aku berjabat tangan dengan pacar baru kakak ku, hahaha. Jang wooyoung adalah ketua basket, ia biasa dipanggil wooyoung ia juga kakak kelasku, karena ia satu kelas dengan jieun eonni.
“wooyoung~ cepatlah kemari, pertandingan akan segera dimulai kembali” panggil temannya sambil menghampiri kami.
Aku sempat melihat wajah temannya woo oppa, karena kami sempat berpapasan ketika temannya memanggil woo oppa. Wajahnya manis, putih dan berpipi merah. Seperti putri salju, but namja version *kkkkk~ ada ya ?* haha.
            Aku bercerita kepada teman-teman ku bahwa aku bertemu seorang laki-laki tampan, bak pangeran yang jatuh dari langit. Pangeran itu adalah temannya woo oppa. Aku belum mengetahui namanya dan aku juga belum mengetahui kelas berapakah ia. Yang aku ketahui tentangnya hanyalah ia seorang anggota basket ball club, hha.
            Saatnya aku dan kakakku pulang ke rumah, kami naik kedalam mobil. Sepanjang perjalanan kakakku berccerita kepadaku.
“Cha~ you know what ?” tanya jieun eonni kepada ku yang membuatku penasaran.
“mwo? What happend ? dont make me wonder!” jawabku
“OK, woo oppa bercerita kepadaku, dan kamu tahu apa ? ia bercerita tentang temannya yang tadi sore sempat bertemu kamu di school field” cerocosnya tanpa berhenti
“so what? Apa urusannya dengan ku?” aku potong pembicaraannya
“iihhh~ kakakmu ini belum selesai bicara, dengarkanlah dulu. Jadi woo bercerita bahwa temanya bertanya-tanya tentang dirimu” lanjutnya bercerita kepadaku
“are you kiddin me? Is that serious? Geojitmal. OMG~ im dont believe it” jawabku tak percaya
“im very serious. Hey~ apa untungnya aku bohongin kamu? Hahaha”
“iyaya~ hha” dalam hati aku kegirangan.
            Kami sampai dirumah, karena aku kelelahan aku bergegas ke kamarku. Aku menaruh tas sekolahku dan aku bergegas mandi, seusai mandi aku melihat ke arah handphoneku, aku memiliki 2 handphone, ada 3 bbm di handphone bb ku dan ada 3 misedcall di i-phone 4 berwarna putih ini. Aku tak tahu nomor siapa yang menghubungiku. Seketika nomor itu menghubungi ku kembali, kkkrrriiinnngg~ handphone ku berbunyi
“Assalamualaikum~” sapa ku.
Tak ada yang membalas dari balik telephone.
“Hallo~ ini siapa ya ?” tanya ku penasaran.
*tuuuutt~ tuuuutt~ tuuuutt~* handphone dimatikan.
“iiihhh~ siapa sih ?” gerutuku
Kkkkkrrrrriiiiiinnnggg~ suara handphone berbunyi lagi, tanpa basa basi aku langsung menjawab
“hallo~ maaf ini siapa ya ? ada perlu dengan saya ? atau ini salah sambung ?” tanyaku panjang lebar dan tanpa basa-basi.
“h-h-he-hello~” sapa seseorang di balik telepon dengan gugup
“ne~ who is this ?”
“ini, iniiii~ temannya wooyoung, aku key. Kita sempat bertemu tadi pagi di school field” jawabnya
Mendengar kalimat itu, aku melompat kegirangan.
“oohh~ i-i-iya oppa~ ada apa ya?” aku menjawabnya gugup.
“ani~ gwencanayo. Cuma mau ngobrol aja”
Pembicaraan terus berlanjut hingga larut malam.
            Keesokan paginya, aku pergi kesekolah dan menceritakan kejadian semalan kepada teman-temanku.
“Are you serious ?” tanya mario spontan.
“what are you talkin’ about?” miley ikut bertanya penasaran
“is he teel him feel ?” tambah rifu
“hey hey hey~ kalau mau bertanya satu-satu ya?” kritik ku
“i’m very serious, we are talkin’ bout our daily activity and she dont say his feel, i think he doesn’t feel like i’am” tambahku.
Bel istirahat berbunyi, kami semua berjalan menuju kantin sekolah. Saat di perjalanan menuju kantin aku berpapasan dengan oppa yang semalam. Aku hanya merunduk malu dan tak berani menatapnya. Tak ku sangka iya menyapa ku, dan aku hanya membalas dengan senyuman. Teman-teman ku menatapkua dan bertanya, apakah itu oppa yang semalam aku ceritakan. Tetapi aku hanya tersenyum.
Waktu menujukkan pukul 15.oo siang, dan inilah saat nya kami kembali kerumah masing-masing. Saat keluar kelas Jieun onnie menyapaku dan memberitahukan bahwa mobil yang biasa kami tumpangi sedang di bengkel, sehingga kami harus pulang menggunakan transportasi umum. Aigo~ aku belum pernah menggunakan transportasi umum sebelumnya, sehingga aku tidak tahu transportasi umum apa yang harus ku naiki. Aku berfikir untuk bertanya kepada eonni ku.
“Eonni~ pulang kita naik angkutan umum yang mana nih ?” tanya ku
“kita? Kamu pulang sendiri, aku akan diantar oleh wooyoung, selamat menempuh perjalanan jauh adik kecil” balasnya tertawa sambil mencubit pipiku.
“mwo? Aku pulang sama siapa...” belum selesai aku berbicara, eonni ku langsung beranjak meninggalkan ku.
“eonni jahat, terpaksa deh aku jalan kaki” omel ku.
Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki, tak berapa lama aku berjalan, sebuar mobil menghampiriku. Jedela mobil BMW merah perlahan-lahan terbuka. Seketika orang yang mengendarai mobil tersebut menyapaku
“Hyuncha~” sapa pengendara tersebut
“what?~” jawabku sambil menoleh. Setelah aku menoleh, barulah aku menyadari bahwa sang pengendara tersebut adalah oppa.
“h-hello~ key oppa? What are you doing here?” tanyaku dengan nada yang gugup
“seharusnya aku yang bertanya seperti itu, kamu sedang apa disini ? mengapa jalan kaki ? mobilmu kemana ? biasanya kamu naik mobilkan, dan kakakmu kemana ?” tanyanya panjang lebar
“hhhmmm~ aku sedang berjalan kaki, hehe. Mobilku masuk bengkel, dan aku pulang sendirian karena jieun eonni pulang bersama namja nya, aku juga tak bisa naik angkutan umum karena aku tidak tahu rutenya, dari pada aku tersesat, lebih baik aku berjalan kaki, hhe” jawabku dengan panjang lebar juga.
“ne~ yasudah sini masuk, aku antar kau pulang” ajaknya
“tidak usah. Aku tak mau merepotkan mu” tolakku halus
“aniyo~ kamu tak merepotkan. Mari masuk” perintahnya lagi.
Akhirnya aku mau diantarka oleh dia pulang ke rumah.
*Sesampainya dirumah*
Aku menyuruh oppa masuk dan aku pun bertemu eonni ku dan woo oppa di ruang tamu. Aku langsung menegurnya
“eonni~ teganya kau meninggalkanku” gerutuku gondok
“hehe~ mianhae mianhae. Aku kan hanya bercanda, tapi kau senang kan bisa diantar key oppa pulang?” jawabnya sambil meledekku.
“apa sih eonni ?” aku membalas malu
“sudahlah~ ayo key oppa mari masuk” tambahku lagi.
Key oppa pun masuk dan mereka berbincang-bincang bersama. Aku hanya terdiam karena aku tak tahu apa-apa tentang apa yang mereka bicarakan. Lama waktu berlalu, akhirnya key oppa dan woo oppa pulang ke rumah masing-masing. Setelah mereka semua keluar dari rumahku dan Jieun eonni menutup pintu, setelah jieun eonni menutup pintu ia menatapku dan bertanya kepadaku
“hhhaaayyyoooo~ apa yang kau lakukan saat pulang sekolah ?” cerocosnya
“apa? Memang apa yang aku lakukan” jawabku dengan muka yang dibuat-buat polos
“aahh~ mengakulah kepadaku? Aku bisa melihat kebahagiaan diwajahmu”
Seketika pintu terbuka. Ternyata Kyu oppa, ia baru pulang kuliah.
“Assalamualikum~” Kyu oppa mengucap salam
“Walaikumsalam~” jawabku dan jieun eonni.
“Lho? Ada apa ini? Apa yang kalian lakukan di depan pintu seperti ini?” tanya kyu oppa penasaran
“a-aniyo~” jawabku terbata-bata
“kami sedang membicarakn tentang hyun cha new namja chingu” cerocos jieun eonni seenaknya
“MWO? Itu tidak benar oppa, eonni berbohong. She boasted, geojitmal” bela diriku
“haha~ really oppa, aku tidak berbohong” eonni meledekku
“sudahlah~ kalian ini, adik-adik kecil kakak, tidak boleh bertengkar” perintah kyu oppa.
“ne oppa~” jawab kami patuh

Shinee-------------샤이니  ҉

Tidak ada komentar:

Posting Komentar